Cerpen Pendidikan
Aku Yakin Aku
Bisa
Oleh. Uswatun
Hasana (161179040)
1KA07
“Dek banguuun.. shubuhan terus sekolah, cepetan udah jam
berapa ini !”, ucap ibu seraya membuka selimutku yang masih terbalut di
tubuhku. “Iya buu..”, jawabku singkat.
Perkenalkan namaku Riana Larasati, teman temanku biasa
memanggilku nana, lebih mudah dan singkatkan. Aku tinggal di kabupaten Indramayu
tepatnya di kecamatan jatibarang. Sekarang aku duduk di kelas sembilan tepatnya
disalah satu SMP favorit di daerahku yaitu SMP Negeri 3 Jatibarang. Menjadi
murid kelas sembilan memang sangat dipenuhi dengan ujian-ujian, mulai dari
ujian try out, ujian praktek, ujian sekolah dan ujian yang menentukan
kelulusan yaitu ujian nasional.
“Bu aku berangkat dulu ya, do’ain belajarnya lancar ya
bu, assalamualaikum” ucapku pada ibu seraya berpamitan. Seperti biasa aku
berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena jarak antara rumah dan sekolahku
cukup dekat.
Hari ini adalah pengumuman ujian try out ujian
nasional sekolahku yang pertama. Perasaanku bercampur aduk antara sedih, cemas,
takut, dan gugup. Aku takut jika peringkatku turun, nilaiku kecil dan tidak
sesuai harapan. “na ayo lihat na pengumuman ujian kemarin udah ada di mading
sekolah loh, tuh lihat anak anak lagi pada ngumpul ngeliatin nilainya” ucap
risa teman sebangkuku, “nanti ah sa masih penuh gitu..” jawabku, “udah cepet
kamu penasarankan” jawab risa lagi, “yaudah ayo..” ucapku sembari berjalan
menuju papan mading. Hatiku berdegup kencang, dan ternyata saat aku melihat
ujianku aku sangat terkejut, “na lihat tuh kamu masuk 15 besar” ucap risa, “iya
na..” ucapku sambil kecewa. Peringkat Risa masuk ke dalam 10 besar. Aku kecewa
melihat nilaiku yang tidak sesuai dengan perkiraanku sebelumnya, tetapi aku
harus terus semangat untuk mengejar cita-citaku untuk masuk ke SMA yang paling
favorit di kabupatenku, iya SMA 1 Sindang.
Hingga pada saat itu wali kelasku mendata daftar SMA sesuai
murid muridnya inginkan. “Riana”, ucap Pak Wiro, “Iya Pak..”, ucapku, “Kamu
jadi mau masuk ke SMA mana na?”, ucap Pak Wiro, “Ke SMA 1 Sindang pak “,
ucapku, “Serius na, emang bisa masuk situ, kan disana cukup sulit untuk masuk
na”, Ucap Pak Wiro, “Insya Alloh pak, namanya juga keinginan”, ucapku sembari
semangat dalam hatiku aku berkata lihat saja nanti pak impianku masuk ke SMA
itu pasti akan ku kejar dan ku buktikan pada bapak.
Ucapan pak guru itu membuat diriku semakin semangat dan
semakin optimis untuk mengejar impianku, impianku diremehkan, akan ku buktikan
bahwa aku bisa, dengan ikhtiar dan do’a tidak ada yang tidak mungkin bukan? dengan
Ridho Alloh semua pasti akan tercapai. Dan sejak saat itu aku semakin giat
belajar, dan ketika teman-temanku mengajakku untuk bermain aku menolaknya “Ayo
na main yuk, bosen lihat kamu belajar mulu, UN mah paling soalnya itu -itu aja
udahlaah gak usah belajar” ucap meri teman kelasku “engga ah mer, aku mau
pulang aja aku mau bantu ibu di rumah hehe”, jawabku
Ujian demi ujian ku lewati, peringkat yang ku dapatkanpun
semakin naik, terakhir ujian sebelum ujian puncak adalah ujian nasional tingkat
provinsi, aku mendapat peringkat kedua dan aku semakin optimis. Hingga hari
itupun datang, Ujian Nasional berjalan dengan lancar, akupun dengan santai mengerjakan soal-soal
yang ada, karena soal soal yang kudapatkan adalah soal yang sering aku
kerjakan.
Dan hari yang ditunggupun datang, pengumuman nilai ujian
nasional, hatiku deg-degan bercampur aduk seperti pengumuman ujian kemarin. Bagaimana
tidak, nilai iini penentu apakah aku bisa masuk ke SMA yang aku inginkan. “Naaa...
Naaa!”, ucap Risa sembari berteriak, “Apa sih sa, jangan teriak teriak lebay
deh”, jawabku. “Selamat ya sa, cieee nilainya peringkatmu yang pertama loh,
nilaimu besar tau, kamu pasti bisa buktiin ke Pak Wira kamu bisa masuk SASI,
sana cepet liat di ruang TU”, ucap risa sembari mencubit pipiku. “Ah masa sih..
yaudah aku mau lihat dulu ya”, jawabku. Dan saat ku lihat nilai itu aku sangat
terkejut, kali ini aku terkejut bahagia bagaimana tidak, usahaku selama ini
tidak sia-sia, nilaiku sesuai dengan yang ku targetkan. Dan saat itu aku tak
sia-siakan kesempatanku untuk mendaftar SMA yang kuinginkan, segala berkas
kusiapkan. Namun kepuasanku tidak sampai sini saja, pengumuman lulus tidaknya
masuk SMA itu belum ada. Hatikupun masih was-was.
Waktu berlalu begitu cepat hingga saatnya datang,
pengumumanpun datang, “Selamat ya na”, ucap Pak Wira, “Kenapa ya pak?” jawabku,
“Kamu lulus masuk SASI, maaf ya bapak waktu itu bukan untuk meremehkanmu tapi
bapak ingin memberi motivasi ke kamu dan baak ingin lihat reaksimu”, Ucap Pak
Wira. “Serius pak, alhamdulillah.. makasih ya pak, dan maaf juga pak saya waktu
itu sudah berprasangka yang tidak-tidak, makasih banyak pak”, jawabku sembari
bersalaman dengan Pak Wira.
Comments
Post a Comment